Senin, 11 September 2017

Cara Menjadi Marketing Pemula

Cara Menjadi Marketing Pemula

Cara Menjadi Marketing Pemula - Marketing yaitu kiat jual. Aktornya yaitu marketer atau lebih umum dimaksud sales. Kata SPG (Sales Promotion Girl) sangatlah familiar di telinga kita, hingga karena sangat familiarnya, lelaki yang jadi sales disebutnya juga SPG walau sebenarnya yang bener yaitu SPB (Sales Promotion Boy). Nah.. jual ini yaitu ruh dari satu usaha. Tanpa ada marketing usaha apa pun akan tidak laris. " Bagaimana ingin beli, tahu saja kagak ", demikian kata customer. Tung Desem Waringin katakan " tidak cuma usaha yang perlu dijual, diri kamu harus juga dijual " Ya.. kita mesti jual diri, agar kita ketahui berapakah harga diri kita. Tanpa ada marketing diri, orang akan tidak tahu bila kita itu pandai, miliki kekuatan serta hebat. Berikut perlu nya marketing, dapat mengubah presepsi umum. 

Kita cermati mendekati pemilu serta pilkada, tentu beberapa orang yang memarketingkan dianya, meskipun kadang-kadang over action serta narsis. Terutama tidak dapat dibuktikan dengan kata lain bohong. Masih tetap ingat di telinga kita bunyi iklan " serahkan Jakarta pada ahlinya ". Buktinya? Dah ingin pilkada sekali lagi, ingin nyalon sekali lagi! Ah... namanya juga iklan. Jangan-jangan logika yang berada di kepala incumbent " bila ingin dapat dibuktikan, kasih saya kesempatan tambahan " Beh... 

Kunci Sukses Marketing

Marketing ini adalah pos yang gendut, besar pengeluaranya. Dibayar dimuka sekali lagi! Sesaat akhirnya, tak ada yang tentu. Tak ada satu pengetahuan juga yang dapat memperkirakan hasil satu marketing dengan pas serta tak ada satu teori juga yang dapat jadi referensi untuk marketing. Semua cuma pergi dari satu kepercayaan serta trial and error. 

Marketing itu mahal. Oleh karna mahal, jadi diupayakan kiat mendekati tujuan. Bila tidak sekian cuma buang-buang uang. Namun bila satu marketing berhasil, dapat di pastikan omzet meledak, penjualan bertambah serta pamor satu product jadi hebat. Bila marketing berhasil, effeknya dapat berlaku untuk saat yang lama, terlebih bila produknya sendiri yang memarketingkan diri. Atau ada customer setia yang ingin iklan mulut tanpa ada di bayar. 

Manusia jadi makhluk follower, gampang dipengaruhi. Emosi ini yang dimainkan oleh satu product. Mencari bintang iklan yang sesuai sama emosi massa, suruh dia beriklan mengajak supaya menggunakan product spesifik, akhirnya kulit mulus nan halus nan wangi nan bersih dst. Walau sebenarnya kulit dia mulus bukanlah karna gunakan product itu, memang karna dari sono nya dah mulus. Payahnya banyak yang terobsesi, orang kulitnya gelap makai product pemutih, akhirnya? tetaplah gelap! 

Namun ini dahsyat, effeknya mengagumkan. Kwalitas serta manfaat dapat jadi nomor 2, yang paling utama yaitu bagaimana satu product dapat laris. Pemenang bukanlah yang paling baik namun yang terjual paling banyak, demikian dalam dunia marketing. Iklan seolah menjejali alam bawah sadar kita dengan massif serta continoue, akhirnya kita ngeh kalau ingin pinter mesti minum jamu tolak angin, sakit kepala di bodrek saja. Affirmasi iklan benar-benar jadi tren setter anak-anak hingga dengan reflek gampang mengatakan kalimat iklan. 

Kalimat spesifik seakan punya orang spesifik, itu juga iklan diri. Contoh kata ndeso, kembali pada laptop! tentu ingat ingat si Tukul, prikitiwwww tidak ada Sule juga orang telah memikirkan si Sule. Bila di sebut kata jarum, tentu orang teringat rokok, bukanlah jarum jahit. Gudang garam bukanlah gudangnya garam namun tentu rokok. Beli Rinso walau sebenarnya Daia, beli Sasa diberi Aji No Moto dst. Ini yaitu contoh bagaimana hebatnya satu iklan dapat mengiklankan dianya. Image tertancap di alam bawah sadar customer. 

Customer fanatik jadi tujuan empuk satu product. Pokok nya beli sabun mandi ya Lifebouy, odol ya Pepsodent dst, walau sebenarnya dari sisi peranan serta manfaat mungkin saja tidak jauh lain dengan product semacamnya. Customer terasa tidak afdol bila tidak makai product spesifik, serta product itu diwariskan dengan turun-temurun. 

Itu narasi marketing kelas wahid yang sudah berhasil. Untuk usaha pemula marketing yaitu problem sendiri. Selain membutuhkan dana yang besar dibutuhkan juga inovasi marketing. Banyak fasilitas marketing untuk pemula serta dapat disebut murah seperti brosur, flier, spanduk, iklan mini/baris di majalah. Memanglah ini tradisionil namun nyarinya juga yang murah, hehe! Tidak butuh lah usaha UKM Pemula milih marketing yang wah.. seperti iklan di TV, baligo tepi jalan. Aku sempat nanya tuch, ada baligo tepi jalan ukuran 1. 5 x 3 M cost sewa pertahunnya Rp 450. 000. 000, - Busyet deh! 

Tak ada yang tahu iklan mana yang juga akan dilirik orang, maka dari itu bila beriklan janganlah cuma satu langkah saja. Tak ada kelirunya di cobalah semuanya media. Ya siapa tahu orang nyantol lewat brosur atau saksikan spanduk atau tidak berniat sekali lagi baca majalah ketemulah iklan kita. 

Jadi sesungguhnya media untuk marketing yang paling tepat apa itu? tak ada! karna semua mungkin saja serta mustahil. Orang tahu di TV bagus karna sudah coba di radio tidak berhasil, atau karna telah banyak duitnya serta tv itu jangkauannya lebih luas, brosur bagus karna spanduknya luntur dll. Jadi pengetahuan marketing yang paling tepat itu yaitu COBA, COBA serta COBA. Cobalah saja! Apa yang kita yakini, kerjakan! Namun janganlah lupa pesan Tung Desem Waringin " senantiasa diukur " supaya tahu dampaktifitas iklan kita. 

Bagian marketing atau sales ini yang paling banyak memerlukan karyawan serta paling bepeluang untuk jadi kaya. Ironi bila job seeker tidak ingin jadi marketing, asumsi kalau marketing itu rendahan yaitu ujian awal untuk berhasil jadi marketing. 

Selamat beriklan, janganlah takut untuk coba!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar